Sebut saja saya Denis,seorang anak dari 5 bersaudara yang lahir dari seorang ibu yang membesarkan saya sejak saya umur 4 tahun.
Memiliki seorang ibu sekaligus menjadi seorang ayah untuk saya sejak umur saya 4 tahun,membuat saya berpikir dewasa sejak saya masuk sekolah dasar,keseharian saya tidaklah seperti anak pada umumnya yg harus slalu dimanja, diperhatikan,dan di ikuti keinginannya,namun bukan berarti ibu saya tidak bisa memberi kasih sayang yang cukup,dia segalanya bagi saya,tanpa kasih sayangnya aku bukan apa apa (itu menggambarkan betapa berartinya seorang ibu).
Diawal tulisan ini saya hanya ingin bercerita tentang kehidupan saya semasa kecil hingga saat ini.Mungkin hidup kalian di masa yang sekarang ini bisa dibilang terbalik,namun saya bangga dengan kisah yang telah Tuhan tuliskan untuk saya.
Entah harus dari mana saya memulainya,tp saya ingin menceritakan kebahagiaan (alangkah bahagia jika kita masih memiliki orang tua yang lengkap).
Saya lahir 28 Maret 1991,saya ditinggalkan oleh ayah (alm) saya sejak saya berumur 4 tahun.Saya lahir bukan dari keluarga yang mampu,bahkan cukup pun tidak jika saya sebutkan.Ibu, dia lah yang membesarkan saya,dialah yg memberi kasih sayang sekaligus menjaga saya layaknya seorang ayah,tepatnya tahun 1998 saya masuk sekolah dasar,yang letaknya cukup jauh kurang lebih 3km dr rumah,setiap hari pukul 06:00 berangkat dengan membawa sarapan nasi dibungkus plastik,sambil berjalan sambil melahap nasi dalam plastik itu.Untuk kalian di masa kini mungkin cukup dikasi uang saku untuk ganti sarapan,bahkan mungkin ada yang tidak mau berangkat sekolah jika ridak diberi uang saku,lain cerita dengan masa kecil saya,saya cukup sarapan nasi didalam plastik tanpa uang saku,tanpa jajan disekolah,meski ada juga teman2 saya yang jajan.
Saya dilahirkan tidak dengan sifat manja "mungkin",tp terkadang saya juga suka merasa iri,tp apalah daya,melihat ibu saya bekerja untuk menghidupi saya pun saya sudah merasa terharu dengan pengorbanannya.
Lanjut setelah nasi diplastik,setelah pulang sekolah 13:00 saya tidak seperti teman2 bisa main bebas tanpa beban.Sesampai dirumah saya makan dengan lauk seadanya (terkadang hanya nasi),jika tak ada lauknya,saya cukup ngambil cabe rawit,kebetulan disamping rumah ada pohon cabe,cukup bikin sambel goang "bukan doang",yaitu cabe rawit sama garam,terus dihaluskan pake mutu,tanpa friedchiken,sayur mayur,atau lauk yg lebih enak,cukup dengan sambel goang tadi saya bisa makan (dengan keringat).karena saya punya 1 domba,asset yang saya punya kala itu,setelah makan saya lanjut gembala domba kesayangan saya namanya si unyil,karena punya tanduk yg kecil tp badannya besar,lanjut gembala dengan membawa suling "buat temen kalo anteng domba makannya",saya bisa mainkan suling itu sambil merem dan bersandar diatas pohon (kebayang kan santainya).Saya gembala domba biasanya sampai 16:30 stengah lima sore baru pulang.Sampai rumah mandi,lalu pergi ke pengajian tempat belajar mengaji hingga isya.Setelah selesai belajar mengaji,pulang k rumah makan dengan lauk seadanya pula,waktu itu masakan favorit dr ibu saya adalah ulukutek leunca (ga usah diceritain cara buatnya y)😂.Sebelum tidur saya terbiasa belajar,membaca buku atau mengerjakan PR.Ibu saya itu percaya kalo minum susu bisa bikin pintar,makanya setiap kali mau ulangan caturwulan saya salalu dibelikan susu kaleng,hanya untuk satu minggu saat mau ulangan aja minum susu,hari2 biasa cukup air putih.Mungkin karena sering belajar waktu kenaikan kelas 1 saya masuk ranking 3 (kalah dengan anak guru yang mungkin ketemu susu tiap hari).Keseharian saya seperti itu,lanjut ke kenaikan kelas 2 saya ranking 2 hingga naik ke kelas 6,dan pada saat kelulusan SD lanjut ke SMP Nilai NEM saya paling besar,tp ranking saya tetap 2 (entah kenapa saya kalah dengan anak pak winata yang mengajar disekolah saya).Tp saya tepat bersyukur dengan prestasi yang saya dapatkan (meski ketemu susu 4 bulan sekali).Disamping itu juga pasti hasil belajar dan bimbingan orang tua saya dirumah (disekolah udah jelas y ada guru).
Masuk ke jenjang sekolah menengah pertama,awalnya ibu saya ragu karena tidak ada biaya,namun pihak sekolah meyakinkan bahwa saya pasti dapat beasiswa karena prestasi saya,ibu saya pun mengijinkan (sungguh bangga kalian yg sekolah didukung materi oleh orang tua)."lihat saya sebaliknya".
Awal sekolah di lingkungan baru yang bukan seperti sekolah dasar,lokasi sekolahnya pun lebih jauh sekitar 6km dr rumah dan itu ditempuh dengan jalan kali (tanpa angkutan umum,motor pribadi atau diantar orang tua).Namun hari hari setelah pulang sekolang masih sama,makan dengan lauk seadanya lalu berangkat gembala domba main sambil main suling dan begitu keseharian saya,hari hari di lingkungan SMP pun berjalan dengan waktu yang tak terasa sudah mau ulangan umum semester 1 (kala itu sudah semester bukan caturwulan lagi),dan ibu saya pun masih percaya dengan susu kaleng Indomilk,menyuguhkan susu setiap pagi dengan tambahan gula agar bisa dipakai beberapa hari (minimal sampai ulangan selesai).Hasil ulangan keluar,raport pun ada nilainya dan saya masuk ranking 3,hari2 saya masih sama dengan diatas,"skip"saat ulangan umum kenaikan kelas 1 ke kelas 2,ibu saya masih tetap menyuguhkan susu kaleng indomilk dan dengan takaran tambahan gula agar cukup hingga ulangan selesai,dan saya pun masuk ranking 3 pula.berlanjut hingga kelas 2 dan smester pertama kelas 3.Dengan bantuan beasiswa saya bisa melanjutkan dan menyelesaikan sekolah menengah pertama saya.
Tiba lah saat UN (Ujian Nasional) SMP,dan ibu saya masih percaya dengan susu kental manis,merk dan rasa yg sama pula.Ujian selesai dan nilai pun keluar dengan peringkat yg sama 3 besar, dan masuk favorite dengan rangking 3 pula.semua selesai dan saya ingin sekali melanjutkan sekolah namun lagi2 terhalang biaya,dan saya tidak memaksakan keinginan saya,melihat perjuangan ibu saya hingga saya lulus SMP pun saya terkadang tak tega melihat perjuangannya,karena meski dapat beasiswa saya hanya bebas dengan biaya sekolah,sedangkan peralatan dan perlengkapan seperti buku dan alat tulis kita beli sendiri,lalu seragam dan sepatu tetap ibu saya yang membeli dan mencari uangnya,bahkan saya ingat,saya cuma punya 2 seragam sekolah SMP dan dan 1 kali ganti sepatu hingga saya lulus.
Mengesankan dan kenangan itu seakan melekat abadi dalam memory pikiran saya,bahkan saat saya menulis ini saya tersenyum sediri.
SAYA BANGGA DENGAN IBU SAYA DAN SUSU KALENG ITU....
BERSYUKURLAH KALIAN MEMILIKI ORANG TUA YANG MASIH LENGKAP.
PESAN SAYA DALAM CERITA DI ATAS ADALAH:
1.ORANG TUA
2.BELAJAR YANG
3.MANDIRI
4.BERPIKIR DENGAN AKAL SEHAT DAN HATI
KARENA PENYESALAN ITU SELALU DIBELAKANG
DAN TATKALA MENETESKAN AIR MATA.
JANGAN SAMPAI MENYESAL.
-HORMATI ORANG TUA
-BELAJAR ADALAH CARA MEDIDIK PRIBADI
-MANDIRI ADALAH CARA MENGETAHUI KUALITAS KITA PADA LINGKUNGAN,SITUASI,KONDISI,DAN MENGATASI MASALAH
-BERPIKIR MASAK MASAK SAAT MENGAMBIL KEPUTUSAN.
TERIMA KASIH SUDAH BERKENAN MEMBACA TULISAN SAYA.